SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

NasionalPemerintahanPolitik & Hukum

Presiden Prabowo Nilai Pemerintahannya 6 dari 10, Pengamat: Tanda Kesadaran Akan PR yang Belum Tuntas

Ukuran Teks

RINGKASAN BERITA
  • Presiden Prabowo memberi nilai 6 dari 10 untuk kinerja pemerintahannya dalam lima bulan pertama.
  • Nilai tersebut mencerminkan kesadaran bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang belum tuntas.
  • Prabowo menyebut nilai itu sebagai bentuk kejujuran dan dorongan untuk bekerja lebih cepat demi menuntaskan janji-janji politik.
  • Pengamat politik Unsoed, Ahmad Sabiq, menilai penilaian ini menunjukkan refleksi dan pemahaman terhadap ekspektasi publik.
  • Publik menantikan langkah nyata dan percepatan implementasi program pemerintah yang dijanjikan dalam kampanye.
  • Evaluasi besar-besaran atau reshuffle kabinet masih terlalu dini disimpulkan menurut pengamat.
  • Presiden menegaskan bahwa demonstrasi adalah hak warga negara yang dijamin oleh UUD 1945 sebagai bagian dari demokrasi.
  • Prabowo menolak segala bentuk kekerasan dari aparat dalam penanganan demonstrasi dan menegaskan pentingnya proses hukum.
  • Ia meminta publik objektif menilai demonstrasi, karena ada indikasi sebagian aksi digerakkan oleh bayaran.
  • Presiden menyampaikan kekhawatiran terhadap intervensi asing, termasuk lewat pendanaan LSM oleh pihak luar seperti USAID.
  • Prabowo menegaskan pentingnya menjaga demonstrasi tetap damai dan tidak memicu kerusuhan seperti pembakaran ban.

BADAKPOS.COM, JAKARTA Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memberikan penilaian terhadap kinerja pemerintahannya yang sudah berjalan hampir enam bulan. Dalam pertemuan bersama tujuh pemimpin redaksi media nasional di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (6/4), Prabowo secara terbuka menyebut dirinya memberi nilai 6 dari 10.

“Anda minta saya kasih nilai untuk diri saya dalam lima bulan, terus terang saja saya bangga sekarang ini saya kasih nilai diri saya 6,” ujar Prabowo sembari berkelakar bahwa nilai itu “sudah lolos angka minimal”.

Presiden menyebut nilai tersebut sebagai bentuk pengakuan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dan ia ingin bekerja lebih cepat dalam menuntaskan berbagai target yang telah dijanjikan kepada publik.

advertisement

Pernyataan ini langsung mendapat respons dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan akademisi. Pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Ahmad Sabiq, menilai bahwa nilai tersebut mencerminkan kesadaran Presiden akan ekspektasi publik dan beban janji kampanye yang belum seluruhnya terasa manfaatnya di masyarakat.

“Nilai 6 dari 10 bisa dibaca sebagai pengakuan bahwa masa awal pemerintahannya belum sepenuhnya memuaskan, baik di mata publik maupun menurut penilaian internal,” ujar Sabiq, saat dihubungi Suara.com pada Selasa (8/4).

Menurut Sabiq, pengakuan Presiden ini bisa menjadi pintu masuk untuk refleksi yang lebih dalam terhadap kinerja pemerintahan. Ia menambahkan, penilaian ini bisa dibaca sebagai sinyal bahwa Prabowo menyadari belum semua program berjalan maksimal, dan publik menantikan langkah nyata untuk mempercepat realisasi janji-janji politiknya.

Tim Redaksi

dipublikasikan oleh

Penulis

Kabar Badakpos

Editor

1 2Laman berikutnya

Berita Terkait

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker!