BADAKPOS.COM, JAKARTA – Seorang pendaki wanita berkewarganegaraan Brasil, berinisial JDSP (27), ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah jatuh ke jurang di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Korban ditemukan setelah proses pencarian dramatis yang berlangsung selama empat hari oleh tim SAR gabungan.

Proses evakuasi jenazah dari dasar jurang dijadwalkan untuk dilanjutkan hari ini, Rabu (25/6/2025).

Kronologi Insiden dan Penemuan Korban

Insiden bermula pada Sabtu, 21 Juni 2025. Korban, yang mendaki bersama lima rekannya dan seorang pemandu wisata, dilaporkan mengalami kelelahan di area Cemara Tunggal saat menuju puncak.

advertisement

“Pemandu wisata menyarankan korban untuk beristirahat, sementara lima tamu lainnya melanjutkan perjalanan ke puncak,” kata Kepala Seksi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman.

Namun, saat rombongan kembali, korban sudah tidak berada di lokasi istirahatnya. Kecurigaan muncul ketika pemandu melihat seberkas cahaya senter dari dasar tebing sedalam ratusan meter.

“Pemandu curiga cahaya senter itu milik korban, kemudian langsung menghubungi petugas untuk meminta bantuan evakuasi,” tambah Nikolas.

Tim SAR gabungan segera memulai operasi pencarian. Setelah tiga hari terkendala medan curam dan cuaca berkabut, titik keberadaan korban akhirnya terdeteksi pada Senin (23/6) pagi menggunakan drone thermal.

Evakuasi Ekstrem dan Konfirmasi Kematian

Upaya untuk menjangkau korban memuncak pada Selasa (24/6), di mana Badan SAR Nasional (Basarnas) menerjunkan tim elite Basarnas Special Group (BSG) untuk membantu proses evakuasi.

“Pukul 18.00 WITA, satu orang rescuer dari Basarnas, atas nama Khafid Hasyadi, berhasil menjangkau korban pada kedalaman sekitar 600 meter,” kata Kepala Basarnas, Marsekal Madya Mohammad Syafii.

Setelah dilakukan pemeriksaan, korban dipastikan sudah tidak bernyawa. “Tim yang menyusul turun mengonfirmasi korban dalam kondisi meninggal dunia, selanjutnya jenazah dibungkus (wrapping),” lanjutnya.

Proses pengangkatan jenazah sempat dihentikan pada pukul 19.00 WITA karena visibilitas yang sangat terbatas akibat cuaca buruk.

“Diputuskan evakuasi korban akan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 25 Juni pukul 06.00 WITA dengan metode lifting (diangkat ke atas),” jelas Syafii.

Rencananya, jenazah akan diangkat ke titik aman terakhir (LKP), kemudian ditandu menuju Posko Sembalun sebelum diterbangkan dengan helikopter ke RS Bhayangkara Polda NTB.

Jalur Pendakian Ditutup Sementara

Sebagai imbas dari proses evakuasi yang berisiko tinggi, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) telah menutup sementara jalur pendakian dari Pelawangan Sembalun menuju puncak.

“Aktivitas pendakian menuju Puncak Gunung Rinjani dari jalur Sembalun ditutup sementara mulai 24 Juni 2025 sampai dengan proses evakuasi selesai,” ujar Kepala Balai TNGR, Yarman Wasur. ***

advertisement